Senin, 09 November 2009












Garuda di dada ku, garuda kebanggaan ku, ku yakin hari ini pasti menang…Kobarkan semangatmu, tunjukkan sportifitasmu, ku yakin hari ini pasti menang…”

Sepenggal lagu terkenal di Indonesia. Siapa yang tidak pernah mendengarnya terlebih jika ia menganggap dirinya seorang penggemar sepak bola. Berdiri jauh sebelum setelah kemerdekaan, Persatuan sepak bola Indonesia (PSSI) mencoba menjadi wadah persepakbolaan nasional. Dengan Prestasi mengkilap di masa lampau, Timnas Indonesia sempat dijuluki macan Asia. Klub sepakbola dari negeri Eropa pun tak ragu untuk sekedar latih tanding dengan timnas kita.

Waktu terus berjalan, kisah manis bak cerita dongeng masa lampau itu pun tak mampu terulang. Kegagalan demi kegagalan terus ditemui. Terakhir prestasi yang masih segar teringat oleh insan sepak bola tanah air adalah piala kemerdekaan satu tahun yang lalu dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke-63. Sayangnya prestasi ini pun tak lepas dari kontroversi (layaknya liga di negara ini).

Menjelang hari kemerdekaan Indonesia, tepatnya di bulan juli, perhelatan akbar sepak bola nasional pun kembali. Tetapi bukan berbentuk turnamen melainkan sebuah partai persahabatan yang seharusnya dilakaksanakan pada 20 Juli 2009 melawan tim peraih juara liga premier inggris, Manchester United. Siapa yang bangga ketika timnas negaranya mendapatkan kesempatan melawan tim sebesar MU. Tapi untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, tragedi marriot 2 dan Ritz carlton meluluhlantahkan asa para pecinta sepak bola Indonesia.

Dalam menuju detik-detik ulang tahun Indonesia ke-64, sudah selayaknyalah kembali terbangun macan itu yang telah lama tertidur. Macan asia itu yang bahkan negara layaknya Jepang pun berguru kemari dalam hal sepak bola. Macan yang menggapai kesuksesan bukan dengan cara-cara instan tetapi dengan pengembangan yang berkelanjutan sehingga bukan hanya prestasi semu dan angan-angan saja yang terjadi. Macan itu, tim nasional sepak bola Indonesia harus bangkit. Jangan berpikir bahw-fina dengan uang yang banyak kemudian menyewa pelatih mahal dan prestasi kita akan menjadi lebih baik. Harus juga ada maintanance yang berkelanjutan juga.

Harapan ku, Indonesia Raya dapat berkumandang di seluruh jagat raya dengan sepak bola, ketika para punggawanya dengan bangga menyanyikannya, dipatri lambang garuda di dadanya yang mampu meledakkan semangat nasionalismenya. Jangan jadikan sepak bola Indonesia ini ladang bisnis mu saja, Popularitas dan kemewahan. Terlebih dari itu jadikan sepak bola Indonesia itu kebanggan bagi kita semua yang ada di Indonesia.

-GARUDA DI DADAKU-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar